kena marah atasan..?
Teman-teman pernah kena marah
gak..? atau bahkan sering…? Kalau saya pribadi hampir tiap hari kena marah, lho
kok? Ya hampir tiap hari saya kena marah oleh istri di rumah. Marahnya tentu
marah sayang pastinya. Kalau versinya istri saya “ ini mah bukan marah yah..tapi mengingatkan he
he “ ya maksudnya mengingatkan untuk bangun pagi –pagi
supaya tidak tertinggal sholat subuh atau mengingatakan agar cepat mandi
sebelum waktu magrib datang dan lain sebagainya. Tapi giliran saya telat makan
kok gak di marahin ya mah..??? apalagi kalau lagi kesyikan main sama ikan-ikan
koki kesayangan saya, pasti suka di omelin..padahal ikan –ikan itu sudah saya
anggap seperti anak tiri saya sendiri he
he he
Tapi
kalau di tanya apakah pernah kena marah dari atasan di tempat kerja ya.. relative. kalau kena tegur pasti pernah lah..kalau
kena marah jangan sampai dah..sempet
kemaren dapat nobel eh
salah..surat peringatan maksudnya he he
..stadium III lagi. Tapi itu biasa lah..resiko kerjaan kalau gak salah pasti ya bener . so,
ambil hikmahnya aja. Kalau perkara di marah-marah sampai di maki-maki ya gak
pernah lah..amit-amit jabang bayi..jangan sampai atasan begitu. Lha wong
sama-sama kerja kok, sama-sama cari duit, sama-sama jadi kulinya tapi beda
kalau yang marah-marah yang punya pabrik.. ya seenak udelnya dia aja.
Belum lama
ini rekan kerjanya si Temon sohib kental saya
yang bekerja di pabrik pembuatan TAHU kenamaan itu habis di panggil oleh
atasan, katakanlah manager gitu. Awalnya sih gak tahu ada apa sampai sekelas
manager manggil dia, tumben. .perasaan dah gak enak aja tuh. Dan pucuk di cinta
ulam pun tiba..setelah menghadap dan di beri pertanyaan secara frontal,
langsung deh rekan kerjanya si Temon itu di eksekusi. Eksekusinya massal lagi,
maksudnya di depan khalayak ramai gitu lho. Prosesnya kayaknya gak etis kalau saya ceritaken di sini , mirip-mirip
adegan dalam film Rambo gitulah he he he.. ya intinya ada complain dari customer
dan ada kelalaian dari department tempat
si Temon berada sebagai pihak yang bertanggung jawab untuk mengecek hasil
akhir produk tsb yang menyebabkan adanya complain dari customer itu sendiri. Si
Temon itu bekerja di department QC yang
di gadang-gadangkan sebagai tembok terakhir bagi semua produk yang akan di
pasarkan, palang pintu gitulah
istilahnya, emang rada lebay juga sih..
Beruntung
ada sedikit miss waktu itu, jadi bisa di katakan salah tangkap artinya bukan
dia yang mengecek tapi malah dia yang di panggil. Akhirnya Setelah di panggil “pelaku” sebenarnya, yang tentunya jelas di damprat
juga, proses eksekusi tetap berjalan
dengan lancar, selancar eksekusi lahan pemerintah yang di pakai bermukim oleh
penduduk di Jakarta sono,, bedanya kalau
di Jakarta eksekusinya berjalan ricuh karena pihak yang
tereksekusi bisa menggugat dan melawan, eksekusi
rekan-rekan kerjanya si Temon itu berjalan dengan cukup kooperative, maksudnya tidak ada perlawanan dari pihak ter eksekusi, “boro-boro pada mau ngebantah..jempol kaki aja pada gemeteran ….” kata si Temon
sambil nyengir kuda.
Sebenarnya
kalau di tilik dari akar masalahnya sih faktor kesalahan bukan hanya pada
department bagian si Temon bekerja Sebagai pihak yang bertugas untuk mengecek.
Yang jelas semua department yang mengurusi hal itu pastilah ikut bertanggung jawab. Kalau
untuk membela diri, kata si Temon pribadi sih bisa mengemukakan beberapa alibi seperti
contah kecilnya saja itu kan masih produk baru atau bisa di bilang trial lah
gitu, jadi persiapannya serba serabutan, dari awal produksi sampai finishing saja belum ada instruksi kerja yang valid kok, masih absurd semua dan dari
material juga masih belum sempurna kelengkapannya pun juga dari Temon sendiri katanya belum ada training khusus
tentang pengecekan produk itu. Tapi ya
itu versinya si Temon saja sebagai
operator,jelas beda dengan apa yang di lihat oleh orang-orang pintar di atas
sono..ujar si Temon lagi dengan berapi-api.
Jadi pada intinya si
Temon terutama rekan kerjanya yang di
eksekusi kemarin itu bisa menerima dengan lapang dada. Apapun itu adalah resiko
pekerjaan, bahkan sempat rekan kerjanya si Temon itu bilang bahwa dia bersyukur Alhamdulillah di sini masih ada orang yang
mau negur saya, berarti masih ada yang mengingatkan, ada yang perduli , ada yang tahu bahwa kita
itu ada lho disini..dan pastinya atasan marah ke kita ya karena kita
salah dan tujuannya agar kita tidak mengulangi
kesalahan yang sama, karena di
sini kita tu belajar dari kesalahan.. bukan belajar dari training dan yang
lain sebagainya..intinya sih kembali
lagi ke resiko pekerjaan, kerja itu ya
kalo gak bener pasti ya salah..bener kita dapet gaji tapi gak dapet
bonus atau pujian...salah ya kita tetep dapet dapet gaji plus dapet
bonusss…eksekusi secara frontal..
Syukur
Alhamdulillah perusahaan di mana saya bekerja khususnya di department saya
berada sekarang ini para atasannya sangat baik dan ngemong dengan para anak buah..tidak suka ngomel, tidak suka
marah-marah, baik hati serta tidak sombong ..( saya sempet berlinangan air
mata waktu nulis kalimat ini..terharu soalnya ) dan semoga ini bisa menjadi contoh bagi para penggede yang ada di perusahaan TAHU tempat di mana
sahabat kental saya Temon bekerja, sehingga Temon dan rekan-rekan kerjanya bisa bekerja dengan baik dan juga nantinya berpengaruh
ke kualitas produk TAHU yang mereka produksi. Bagaimanapun juga karyawan atau pekerja itu adalah asset
terbesar dari suatu perusahaan, jika karyawan nyaman bekerja dan sejahtera toh pastinya hasil kerja mereka
pasti akan memuaskan karena mereka bekerja dengan hati..hati yang bahagia
tentunya seperti yang di gembar gemborkan belakangan ini. Bekerjalah dengan hati..hati
senang hasil kerja juga bagus..hati kesal hasil kerja juga tidak maksimal..
Wassalam..
Love, peace and
friendship
Tony ,
hahahahaha....pabrik tahu..????
BalasHapus